Selasa, 22 Februari 2011

10 Desain Ponsel Canggih Ramah Lingkungan


Konsep ponsel terkadang bersifat gila, walaupun dengan teknologi tinggi ponsel-ponsel berikut juga memiliki sifat ramah lingkungan. Semoga ponsel berikut keluar dipasaran segera.

1. Wearable Solar-Powered Leaf Phone Charges on the Go



Desainer Seungkyun Woo dan Junyi Heo terinspirasi oleh fotosintesis. Ponsel daun adalah ponsel yg dpt dipakai sebagai gelang yang terakumulasi daya dari sel surya pada panel depan. Sebagai cadangan, juga dapat diisi ulang dengan listrik. Daun menawarkan fashion teknologi tinggi dan fungsi, namun tujuan utamanya adalah untuk "mengingatkan masyarakat bahwa mereka dapat berkontribusi untuk efisiensi energi".

2. Mechanical Mobile Spin Finger Phone


Perancang Mikhail Stawsky datang dengan Mobile Mekanikal, konsep ponsel yang dapat dikenakan dengan memutarnya di jari Anda. Teknologi Touchscreen disatukan dengan gaya Wild West? Desain ini mungkin untuk koboi modern.

3. Finger Phone


Apakah Anda berbicara dengan tangan Anda? Kemudian konsep ini mungkin tepat untuk ponsel Anda. Sentuhan Jari di perangkat mobile dpt dipakai untuk mengetik. Tidak termasuk ibu jari, masing-masing sendi jari membuat sampai dengan 12 tombol untuk input.

4. Mobile Script Phone


Designer Alexander Mukomelov membuat konsep ponsel elegan, salah satunya adalah layar tradisional dan yang kedua adalah layar OLED fleksibel saat Anda membuka gulungan itu. Ponsel script ini hampir memiliki semua fitur yang mungkin Anda inginkan, seperti akses internet, dokumen-dokumen di mana saja, game, komunikasi, dan mobilitas. Bisakah itu lebih baik? Oh ya. Anda tidak merasa perlu untuk mengisi ulang ponsel ini. Ponsel ini dilapisi dengan bahan nano-foto sensitif yang mengubah sinar matahari menjadi energi.

5. Scrap Wood Phones


Touch Wood konsep ponsel dibuat dari potongan-potongan kayu pinus. Lapisan pelindung ini memungkinkan ponsel menjadi tahan air, anti serangga, dan anti jamur. Touch Wood Phone memiliki layar sentuh dan Kamera.

6.Kinetic Flexible OLED Cell Phone


Jika Anda seorang texter gila, maka telepon ini mungkin cocok untuk Anda. Kyocera's Eos konsep telepon lipat "mengharuskan kita berinteraksi dengan hal itu, menerjemahkan energi kinetik menjadi muatan listrik melalui array nano generator skala piezoelektrik-. Semakin banyak kita berinteraksi dengan Eos, energi lebih banyak dibuat - tanpa menggunakan baterai" layar OLED yang fleksibel dapat dilipat seukuran dompet, dapat dibuka dan ditutup dengan suatu bentuk memori

7.OLED Roll Phone


Designer Tao Ma telah menciptakan telepon roll-up terpendek di dunia. Tampilan layar gulungan seukuran dengan tabung film. Dia bekerja menggunakan bateraii tapi layar OLED membuatnya ramah lingkungan.

8.Tenna


Designer Yuree S. Lim membuat ponsel tanpa layar, yang menggunakan pengenalan suara berbasis UI . Mempunyai panjang sekitar 1,5 inci, Tenna Plug dmembuat perubahan dengan konep tanpa layar telepon.

9.Motorola Origami


Origami, konsep ponsel Motorola, terbuat dari technostuff tipis tersegmentasi. Ini dapat dilipat menjadi bentuk yang berbeda untuk melayani fungsi yang berbeda: telepon, perangkat perekaman, kamera, dan, mungkin menunjuk Kertas Crane.

10.Coke Powered Phone


Zheng Daizi merancang ponsel yang bekera menggunakan Coke. Desain yang memiliki potensi untuk beroperasi tiga sampai empat kali lebih lama pada satu muatan dari baterai lithium konvensional. Dia menulis, "Konsepnya dengan menggunakan baterai bio untuk mengganti baterai tradisional untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari polusi Bio baterai. Secara ekologis ramah energi."


Kamis, 10 Februari 2011

Ukuran Hiu Paus Lebih Besar dari Dugaan


Hiu paus (Rhincodon typus) tercatat sebagai spesies ikan terbesar saat ini. Peneliti mengungkapkan, ikan hiu pemakan plankton ini panjangnya bisa mencapai 20 meter. Namun, siapa sangka ukuran sebesar itu bisa jadi salah pengukuran. Hasil observasi peneliti dari Universitas Queensland, ukuran hiu paus sebenarnya bisa lebih besar lagi.

Kesimpulan itu didapat Christoph Rohner setelah menganalisa menggunakan kamera yang dilengkapi laser. Metode pengukuran ini dikatakan lebih akurat dari yang sebelumnya. "Metode laser memungkinkan kita mendapatkan ukuran yang akurat dari hiu yang sedang bergerak. Jadi, kita bisa tahu bahwa hiu terbesar ini lebih besar dari perkiraan," katanya.

Biasanya, pengukuran panjang hiu paus hanya dilakukan dengan metode photogrammetery. Dengan metode ini, ukuran hanya diperkirakan secara sederhana dari foto yang diambil. Dengan laser yang ditempatkan 50 cm dari kamera, jarak yang diproyeksikan oleh foto yang dihasilkan lebih mudah untuk dianalisa. Jadi, hasil pengukuran bisa lebih akurat.

Rohner berharap, presisi dalam pengukuran bisa membuka kemungkinan untuk mempelajari umur dan perkembangan hiu paus. Dengan ini, spesies ini bisa dilestarikan. Hiu paus termasuk dalam daftar hewan terancam punah menurut International Union for Conservation of Nature. Banyak misteri dari kehidupan hiu paus yang belum terkuak.


NASA Temukan 54 Planet Serupa Bumi


Perburuan planet-planet ekstrasurya atau di luar tata surya yang mirip Bumi dan mendukung kehidupan terus dilakukan. Teleskop luar angkasa Kepler milik Badan Antariksa AS (NASA) dirancang secara khusus untuk mencari planet-planet seperti itu.

"Hanya dalam waktu setahun meneropong sebagian kecil galaksi kita, Kepler berhasil menemukan 1.235 planet di luar tata surya kita. Yang mengejutkan, 54 di antaranya kemungkinan dapat dihuni manusia, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin," kata William Borucki, kepala ilmuwan yang terlibat dalam misi Kepler.

Dari 1.235 planet baru yang terdeteksi, 68 di antaranya seukuran Bumi, 288 super Bumi, 662 seukuran Neptunus, 165 seukuran Jupiter, dan 19 lebih besar dari Jupiter. Sementara dari 54 planet yang ditemukan di zona orbit yang mendukung kehidupan, 5 di antaranya seukuran Bumi dan sisanya antara super Bumi atau dua kali ukuran Bumi hingga seukuran Jupiter.

"Kami mulai dari nol ke 68 kandidat planet seukuran Bumi dan dari nol hingga 54 kandidat di zona yang mendukung kehidupan, sebuah wilayah di mana air dalam bentuk cair mungkin ada di permukaan planet. Beberapa kandidat mungkin juga memiliki bulan dengan air dalam bentuk cair," jelas Borucki.

Penemuan planet yang mendukung kehidupan sebanyak 54 buah merupakan jumlah yang sangat banyak. Sejauh ini bahkan bisa dikatakan belum pernah ditemukan planet ekstrasurya yang benar-benar dapat dipastikan mirip Bumi dan kemungkinan dapat dihuni. Kalaupun mengandung senyawa organik dan zat-zat yang dibutuhkan untuk kehidupan, planet yang ditemukan biasanya terlalu jauh atau terlalu dekat bintangnya.

Meski disebut mendukung kehidupan, planet-planet tersebut belum dapat dipastikan ada kehidupan di sana saat ini seperti Mars misalnya. Kalaupun ada kehidupan mungkin berupa jasad renik seperti bakteri atau jenis kehidupan yang belum terbayangkan saat ini. Pekerjaan rumah berikutnya yang masih harus dilakukan para ilmuwan adalah menentukan ukuran planet-planet tersebut, komposisi, suhu permukaan, jarak dari bintangnya, kondisi atmosfer, dan kemungkinan adanya air serta senyawa karbon.

Semua planet asing tersebut ditemukan di galaksi Bima Sakti. Namun, jaraknya terlalu jauh dari Bumi dan mustahil mengirim misi ke sana. Dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini, perlu jutaan tahun untuk berkunjung ke planet-planet tersebut.

"Cucu-cucu kita yang akan memutuskan apa langkah selanjutnya. Apakah mereka akan pergi ke sana? Apakah mereka hanya akan mengirim robot ke sana?" kata Borucki.


Rabu, 02 Februari 2011

Planet Mars Diduga sembunyikan Banyak Es


Kutub-kutub planet Mars kemungkinan bukanlah satu-satunya tempat di mana air es bersembunyi di planet itu. Dari penemuan terbaru, astronom memprediksi bahwa es juga hadir di kawah-kawah yang ada di sekitar garis katulistiwa Mars.

Temuan ini disebut-sebut dapat memberikan dampak signifikan terhadap eksplorasi planet Mars di masa depan. Nantinya, es tersebut berpeluang dapat dimanfaatkan sebagai penyambung hidup ketika manusia mulai ada yang ditugaskan di sana.

Menggunakan gambar-gambar yang diambil oleh Mars Global Surveyor dan Mars Reconnaissance Orbiter, David Shean, Planetary Geologist dari Malin Space Science Systems di San Diego, Amerika Serikat menyebutkan, tampaknya ada banyak material yang kaya akan es terkubur di dasar setidaknya 38 kawah di kawasan Sinus Sabaeus, yang ada di dekat katulistiwa Mars.

“Sangat mengherankan bahwa hal-hal seperti ini tidak disadari sebelumnya meski sudah ada ratusan ribu foto-foto resolusi tinggi yang diambil selama 15 tahun terakhir,” kata Shean, seperti dikutip dari Space, 2 Februari 2011. “Ini bukti bahwa planet Mars memang penuh dengan kejutan.”

Dari penelitian-penelitian terdahulu, kutub planet Mars diperkirakan menyimpan es. Akan tetapi, iklim di planet itu terlalu keras bagi kelangsungan air. Udara di sana sangat tipis sehingga jika ada es di permukaan planet akan segera menguap.

“Sejak lama kami telah melihat gambar-gambar yang menunjukkan bahwa tampak material yang kaya akan es di dasar kawah di kedua kutub Mars,” kata Shean. “Yang mengherankan, ternyata material yang sama juga ditemukan di khatulistiwa planet itu,” ucapnya.

Shean menyebutkan, jika ada es yang terkubur di khatulistiwa, tampaknya ia menyimpan catatan penting terhadap kondisi iklim di masa lalu Mars yang sangat ingin dianalisa oleh ilmuwan.

Lebih lanjut, Shean menyebutkan, kawasan khatulistiwa jauh lebih menarik untuk dijadikan tujuan untuk eksplorasi di masa depan dibandingkan dengan kutub karena mendapatkan lebih banyak sinar matahari dan memiliki temperatur yang lebih hangat.

“Khatulistiwa cocok untuk kendaraan penjelajah bertenaga matahari,” kata Shean. “Namun demikian, eksplorasi masa depan juga membutuhkan air sebagai sumber pendukung kehidupan,” ucapnya.

Temuan es di kawasan khatulistiwa planet Mars tersebut dipaparkan di jurnal Geophysical Research Letters. (hs)

Atheris Hispida


Atheris hispida is a venomous viper species found in Central Africa. Known for its extremely keeled scales that give it an almost bristly appearance. No subspecies are currently recognized.
Description
The males of this species grow to maximum length of 73 cm (body 58 cm, tail 15 cm). Females grow to a maximum of 58 cm. The males are surprisingly long and slender compared to the females.
The head has a short snout, more so in males than in females. The eyes are large and surrounded by 9-16 circumorbital scales. Orbits separated by 7-9 scales. The nostril is like a slit and separated from the eye by two scales. The eye and the supralabials are separated by a single row of scales. The supralabials number 7-10, of which the fourth is enlarged. The body is covered with elongated, heavily keeled scales that give this species a "shaggy", almost
bristly appearance. The scales around the head and neck are the longest, decreasing posteriorly. Midbody, the dorsal scales number 15-19. There are 149-166 ventral scales and 35-64 subcaudals. The anal scale is single

Common names
Rough-scaled bush viper, spiny bush viper, hairy bush viper, rough-scaled tree viper, African hairy bush viper, hairy viper.
The common name "hairy bush viper" should, however, be avoided for this species, as it will likely be confused with the recently described species, A. hirsuta, the specific name for which means "hairy".
Geographic range
Central Africa: DR Congo, south-west Uganda, west Kenya. The type locality given is "Lutunguru, Kivu" (DR Congo).
More specifically, Spawls & Branch (1995) describe the distribution as isolated populations in Kivu and Orientale Provinces in DR Congo, southeastern Ruwenzori in Uganda and the Kakamega Forest in western Kenya.
Behavior
Capable of climbing reeds and stalks, this species is often found basking on top of flowers and terminal leaves. Mostly nocturnal.
Feeding
Feeds on mammals, frogs, lizards and sometimes birds. Sometimes hunts for mammalian prey on the ground.
Reproduction
Females give birth to up to 12 young at a time. Newborns are about 15 cm in length


Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Subphylum: Vertebrata
Class: Reptilia
Order: Squamata
Suborder: Serpentes
Family: Viperidae
Subfamily: Viperinae
Genus: Atheris
Species: A. hispida
Binomial name
Atheris hispida
Laurent, 1955
Synonyms

* Atheris squamigera - Schmidt, 1923
* Atheris squamiger - Witte, 1933
* Atheris squamigera squamigera - Witte, 1941
* Atheris hispida - Laurant, 1955
* Atheris hispida - Meirte, 1992

Pau Biru


Paus biru (Balaenoptera musculus) adalah mamalia laut yang masuk kedalam subordo paus balin. Panjangnya mencapai lebih dari 33 meter dan memiliki massa 181 ton metrik atau lebih. Binatang ini dipercaya sebagai hewan terbesar yang pernah ada.
Panjang dan langsing, tubuh paus biru dapat bervariasi keteduhan kelabu kebiruannya. Ada sedikitnya tiga perbedaan subspesies: B. m. musculus Atlantik utara dan Pasifik utara, B. m. intermedia, Samudra selatan dan B. m. brevicauda (juga dikenal sebagai paus biru kerdil) ditemukan di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Selatan. B. m. indica ditemukan di Samudra Hindia, mungkin menjadi subspesies lain. Seperti dengan paus balin lain, pola makannya berisi secara pokok crustacea kecil yang dikenal sebagai krill, yang sama baiknya dengan ikan kecil dan cumi-cumi.

Paus biru sangat berlimpah di hampir seluruh samudra hingga memasuki abad 20. Selama lebih dari 40 tahun paus-paus tersebut diburu sampai mendekati kepunahan dengan adanya perburuan paus hingga dilindungi oleh komunitas internasional pada tahun 1966. Sebuah laporan tahun 2002 memperkirakan ada 5.000 sampai 12.000 paus biru di seluruh dunia yang lokasinya terbagi dalam sedikitnya lima kelompok. Kebanyakan riset saat ini memberi perhatian terhadap subspesies paus biru kerdil yang mungkin dibawah perkiraan. Sebelum perburuan paus, populasi terbesar berada di Antartika, dengan jumlah diperkirakan 239.000 (mencapai 202.000 hingga 311.000). Sisanya yang hanya sebagian kecil (sekitar 2.000) mengkonsentrasikan di setiap kelompok Pasifik timur laut, Antartika, dan Samudra Hindia. Ada dua lebih kelompok di Samudra Atlantik utara dan sedikitnya dua di Belahan Selatan.


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Cetacea
Upaordo: Mysticeti
Famili: Balaenopteridae
Genus: Balaenoptera
Spesies: B. musculus
Nama binomial
Balaenoptera musculus
(Linnaeus, 1758)