Jumat, 13 September 2013

Challenge For Engineer

Salah satu dari 14 daftar tantangan bagi para insinyur di abad ke 21 adalah “make solar energy economical”. Kenapa demikian, karena memang pada saat ini kita sedang menghadapi krisis energi terutama nenergi fosil yang lambat laun pasti akan habis juga. Di samping itu, pertambahan pendududk di dunia ini yang semakin tak terkendali menyebabkan persedian energi fosil juga semakin menipis. Maka dari itu perlu dicarinya energi terbarukan yang mudah didapat dan juga ekonomis. Salah satu energi yang dapat kita manfaatkan tetapi sering terabaikan adalah energi matahari. Dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai energi pengganti secara tidak langsung kita telah mencegah pemanasan global warming, menghemat pemakaian energi fosil dan perlu diingat juga bahwa energi matahari dapat kita dapatkan setiap hari, gratis dan juga ramah lingkungan.
Bagaimana caranya merubah energi surya ke energi listrik. Nah sebaiknya kita terlebih dahulu mengenal solar cell itu sendiri beserta komponen-komponennya. Solar cell adalah alat untuk menkonversi tenaga matahari menjadi energi listrik. Komponen utama dalam panel sel surya biasanya menggunakan bahan semikonduktor. Kristal silikon, Cadmium Telluride (Cd Te) dan Copper Indium Gallium Selenide (CIGS) merupakan bahan semikonduktor yang familiar sebagai panel surya dan juga memiliki efisiensi diatas cukup. Selain terdiri atas panel-panel sel surya, komponen lain dalam sistem solar cell adalah Balance of System (BOS) berupa inverter dan kontroller. PLTS sering dilengkapi dengan batere sebagai penyimpan daya, sehingga PLTS dapat tetap memasok daya listrik ketika tidak ada cahaya matahari.
Cara kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori cahaya sebagai partikel. Sebagaimana diketahui bahwa cahaya baik yang tampak maupun yang tidak tampak memiliki dua buah sifat yaitu dapat sebagai gelombang dan dapat sebagai partikel yang disebut dengan photon. Penemuan ini pertama kali diungkapkan oleh Einstein pada tahun 1905. Energi yang dipancarkan oleh sebuah cahaya dengan panjang gelombang dan frekuensi photon V dirumuskan dengan persamaan:
.Dengan h adalah konstanta Plancks (6.62 x 10-34 J.s) dan c adalah kecepatan cahaya dalam vakum (3.00 x 108 m/s). Persamaan di atas juga menunjukkan bahwa photon dapat dilihat sebagai sebuah partikel energi atau sebagai gelombang dengan panjang gelombang dan frekuensi tertentu. Dengan menggunakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, cahaya yang datang akan mampu dirubah menjadi energi listrik. Hingga saat ini terdapat beberapa jenis solar sel yang berhasil dikembangkan oleh para peneliti untuk mendapatkan divais solar sel yang memiliki efisiensi yang tinggi atau untuk mendapatkan divais solar sel yang murah dan mudah dalam pembuatannya. Tipe pertama yang berhasil dikembangkan oleh para peneliti adalah jenis wafer (berlapis) silikon kristal tunggal. Tipe ini dalam perkembangannya mampu menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi.
Prinsip dasarnya adalah ketika suatu kristal silikon di-doping dengan unsur golongan kelima, misalnya arsen, maka atom-atom arsen itu akan menempati ruang diantara atom-atom silikon yang mengakibatkan munculnya elektron bebas pada material campuran tersebut. Elektron bebas tersebut berasal dari kelebihan elektron yang dimiliki oleh arsen terhadap lingkungan sekitarnya, dalam hal ini adalah silikon. Semikonduktor jenis ini kemudian diberi nama semikonduktor tipe-n. Hal yang sebaliknya terjadi jika kristal silikon di-doping oleh unsur golongan ketiga, misalnya boron, maka kurangnya elektron valensi boron dibandingkan dengan silikon mengakibatkan munculnya hole yang bermuatan positif pada semikonduktor tersebut. Semikonduktor ini dinamakan semikonduktor tipe-p. Adanya tambahan pembawa muatan tersebut mengakibatkan semikonduktor ini akan lebih banyak menghasilkan pembawa muatan ketika diberikan sejumlah energi tertentu, baik pada semikonduktor tipe-n maupun tipe-p. 




Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n disambungkan maka akan terjadi difusi hole dari tipe-p menuju tipe-n dan difusi elektron dari tipe-n menuju tipe-p. Difusi tersebut akan meninggalkan daerah yang lebih positif pada batas tipe-n dan daerah lebih negatif pada batas tipe-p. Batas tempat terjadinya perbedaan muatan pada sambungan p-n disebut dengan daerah deplesi. Adanya perbedaan muatan pada daerah deplesi akan mengakibatkan munculnya medan listrik yang mampu menghentikan laju difusi selanjutnya. Medan listrik tersebut mengakibatkan munculnya arus drift. Namun arus ini terimbangi oleh arus difusi sehingga secara keseluruhan tidak ada arus listrik yang mengalir pada semikonduktor sambungan p-n tersebut. Lantas, bagaimana elektron-elektron yang terlepas dari atom-atom kristal semikonduktor dapat mengalir sehingga menimbulkan energi listrik?
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, elektron adalah partikel bermuatan yang mampu dipengaruhi oleh medan listrik. Kehadiran medan listrik pada elektron dapat mengakibatkan elektron bergerak. Hal inilah yang dilakukan pada sel surya sambungan p-n, yaitu dengan menghasilkan medan listrik pada sambungan p-n agar elektron dapat mengalir akibat kehadiran medan listrik tersebut.
Ketika semikonduktor sambungan p-n disinari maka akan terjadi pelepasan elektron dan hole pada semikonduktor tersebut. Lepasnya pambawa muatan tersebut mengakibatkan penambahan kuat medan listrik di daerah deplesi. Adanya kelebihan muatan ini akan mengakibatkan muatan ini bergerak karena adanya medan listrik pada daerah deplesi. Pada keadaan ini, arus drift lebih besar daripada arus difusi sehingga secara keseluruhan dihasilkan arus berupa arus drift, yaitu arus yang dihasilkan karena kemunculan medan listrik. Arus inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh sel surya sambungan p-n sebagai arus listrik.

Dari hal tersebutlah kita dapat menyimpulkan bahwa untuk membuat solar cell yang sederhana saja kita banyak sekali memanfaatkan berbagai macam disiplin ilmu terutama fisika dan kimia. Namun, kendalanya adalah untuk mendapatkan panel yang bagus atau yang mampu menyerap panas dengan baik dan di indonesia belum sanggup membuat itu sendiri. Padahal, secara geografis Indonesia merupakan negara yang mendapatkan penyinaran matahari yang cukup melimpah sepanjang tahun dan juga didukung dengan adanya sumber tambang yang cukup melimpah untuk dimanfaatkan sebagai bahan utama pemuat panel surya. Bayangkan saja suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10 joule pertahun, energi ini setara dengan 2 x 1017 Watt . Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0.1% saja permukaan bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10% sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini. Perlu diingat juga energi yang dihasilkan oleh sel surya merupakan energi yang ramah lingkungan dan juga tidak akan menyebabkan hujan asam, efek rumah kaca atau permasalahan yang ditimbulkan oleh energi nuklir. Dengan memanfaatkan energi matahari secara optimal Indonesia tidak akan kekurangan enegi dan tidak akan mengalami byar-pet pada listriknya, serta tidak harus membangun pembangkit listrik tenaga nuklir yang dirasa masih terlalu berbahaya dan beresiko tinggi oleh masyarakat-masyarakatnya. Pada akhirnya masalah tersebut menjadi tantangan bagi kita yang memang sedang melalui tahap menjadi seorang insinyur yang siap merubah Indonesia menjadi lebih baik.

sumber :
gambar persamaan efek fotolistrik; http://novhietadrisfisikawalisongo.blogspot.com/2012/06/dualisme-gelombang-partikel
gambar prinsip kerja panel surya; http://www.litbang.esdm.go.id/PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)

isi; 
HTTP://http://punyaunie.blogspot.com/uNie,,,uNie,,,Unie,,,,  PRINSIP KERJA SEL SURYA
http://gensetportable.blogspot.com/Cara Membuat Panel Surya Sendiri    Genset Portable Tenaga Surya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar